“Suara rakyat adalah suara Tuhan!”
Begitu kata orang-orang yang hidup
2500-an tahun silam, di tanah kelahiran demokrasi: Yunani. Mereka percaya,
bahwa suara rakyat yang berjalan beriring, nyaring dan jujur akan menuntun bangsa
ke arah kebaikan. Tak peduli bangsa apapun.
Namun kenyataannya, masihkah suara
rakyat nyaring terdengar? Tidak lagi. Hanya sayup-sayup. Samar! Kalah nyaring,
digulung oleh riuhnya suara media-media mainstream.
Salah satunya adalah mereka yang selalu muncul di televisi, namun konsisten
menanyangkan keburukan semata.
Mereka dapat juga berupa koran yang herannya
selalu menebar benci, ajakan untuk memusuhi. Menghasut agar pembacanya percaya
bahwa si A tokoh busuk, sementara tokoh si B terpuji. Entah bermotif materi
kah, kekuasaaan kah, atau dua-duanya.
Lho, bukannya media harus tidak memihak?
Terasa benar, mereka ingin mengarahkan
opini publik. Menggiring pembaca ke sebuah pernyataan: bahwa Indonesia, pulau
Bali ini sedang sepenuhnya buruk. Sudah tak punya harapan.
Tapi rakyat bukan kawanan bebek di
sawah, bukan?
Media-media mainstream itu tak berhak mendorong-dorong, agar kawanan ini manut
kemana arah mereka menunjuk. Rakyat bukan bebek. Mungkin kami bebek, tapi kalau
bebek-bebek ini bersuara bersama, itulah suara Tuhan.
Kulkulbali.co mengajak Anda bergabung bersama Warga Kulkul lainnya. Mari
bersama berbagi ide, gagasan, dan pandangan Anda tentang kepentingan publik tak
hanya di Bali sampai masalah di Nusantara. Dalam situs ini, semua Warga Kulkul
adalah jurnalis, pembagi ide dalam tulisan, sekaligus kawan diskusi dengan
semangat menyame-braye yang demokratis,
konstruktif nan bertanggung jawab.
Kami di Kulkulbali.co yakin, bullets made
from words. Dengan kita saling bercerita,
berbagi ide dan gagasan -bahkan bantahan-
sejatinya kita sedang membagi harapan. Harapan untuk kebaikan pulau dan
kepulauan yang kita cintai. Harapan yang dapat menularkan semangat dan inspirasi,
dua hal yang langka di media kita kini.
Untuk kalian yang telinga dan otaknya
gerah nan lelah hanya dijadikan konsumen informasi dan berita media mainstream, saatnya melawan balik. Mari
bergabung dan berbagi ide bersama.
“Diantara kita & perubahan, ada sebuah tembok bernama
'ketakpedulian'. Dan tembok itu hanya bisa runtuh jika kita bersama-sama
mendobraknya.” @JRX_SID
* * *
Comments
Post a Comment